“PASOPATI” : Cerita di balik sebuah nama
Bismillah. . . .
Duel terakhir dalam perang Bharatayuda untuk menentukan Pandawa atau Kurawa-kah yang berkuasa di tanah Astina. . . . . . Arjuna vs Adipati Karna. . . . . Panah vs Panah. . . . .
Sudah ber-jam-jam dua saudara sekandung lain ayah itu bertempur sengit, saling menembakkan anak panahnya dengan bertubi-tubi-tubi (D’Bagindaz Mode Max) . . . . .
Gag tau kenapa Arjuna juga tidak segera melepaskan senjata andalannya, panah PASOPATI, mungkin bermaksud “nge-pur”, padahal Karna udah kehilangan semua ultimate weapon-nya, baju perang sakti, Tombak Konta dan Panah Nagasatra, hilangnya bukan karena dicolong atau diumpetke lho,.
Konta, senjata sakti sekali pakai milik Karna, yang bisa membunuh siapapun yang diinginkan (kayak Death Note aja), juga telah lepas dan membunuh Sang Superman Gatotkaca, sehingga Superman is Dead,.
Panah Nagasatra milik Karna pun sudah terlepas dan tidak mampu meluka-luka-lukai (D’Bagindaz Mode Max) secuil pun tubuh Arjuna yang dilindungi kekuatan sakti Kresna.(Kresna yang dimaksud bukan Ab* Sukr*sna lho), dan yang mengherankan Karna, Arjuna yang masih mempunyai panah PASOPATI belum juga mau melepaskan senjata itu, maklum senjata mahal, eman-eman kali ya, wkwkwkwkwk,.
Pertempuran berlangsung lama hingga matahari mulai beranjak ke barat (baca : sunset), dan siang pun ngambek meninggalkan Padang Kurusetra. Semua mahluk hidup dan organisme yang ada di situ mulai gelisah, rupanya memang pertempuran ini harus selesai hari ini agar tidak terjadi pertumpahan darah lebih banyak lagi, baik darah Rhesus maupun Antirhesus. Dalam kondisi kayak gini, yang nggak gelisah cuma para belatung pemakan bangkai prajurit yang mampus >.<
Arjuna ragu-ragu. Entah apa yang ada dalam benak Arjuna, mungkinkah Arjuna sudah tau bahwa sebenarnya Pandawa itu berjumlah enam? Sehingga membuat Arjuna tidak tega membunuh Karna yang merupakan kakak tirinya sendiri??
Di dalam Medulla Oblongata dan Lobus Oksipital-nya, Karna mengingat masa lalunya, bagaimana asal-usul dirinya yang merupakan anak haram dari Batara Surya dan Dewi Kunti. . . . . Karna sadar, Pandawa merupakan adik-adiknya, hati kecilnya mengatakan bahwa dia harus hidup rukun menyayangi Pandawa, tetapi bisikan itu telah dikalahkan oleh rasa berhutang budi Karna kepada Kurawa yang telah membesarkan dirinya dan mengangkat derajatnya dari gelandangan sakti menjadi seorang Adipati yang sangat dihormati. Tanpa terasa ada air bening menetes di pipi Karna. Hanya setetes dan cepat sekali kering diterpa angin Kurusetra yang seolah-olah tidak mengizinkan ada air mata, hanya darah yang boleh jatuh dan membasahi tanah Kurusetra. Darah ksatria yang akan membuat padang Kurusetra menjadi legenda sepanjang masa.
“Arjuna, lepaskan PASOPATI!” Meski Kresna mengatakan itu dengan lirih pada Arjuna dan jarak kereta kuda mereka yang agak jauh, namun Karna dapat mendengarnya dengan jelas. Karna juga bertanya-tanya-tanya, mengapa Arjuna tidak juga menggunakan PASOPATI. Karna ingin mencoba kesaktian senjata Arjuna yang terkenal itu. Sekalian ingin melihat apakah keraguan Arjuna itu disebabkan Arjuna sudah tahu bahwa Karna sebenarnya saudara tua Pandawa.
Dan benar juga, akhirnya Arjuna memegang mesra panah PASOPATI yang terkenal sangat dahsyat. Karna melihat itu. Karna melihat juga mata Arjuna sempat terpejam sebentar dan tertunduk seperti sebuah isyarat bahwa Arjuna memang tidak punya pilihan lagi. Karna mencoba tersenyum. Senyuman Karna seperti sebuah persetujuan yang membuat Arjuna melepaskan panah Pasopati. (serius banget ya bahasanya,wkwkwkwk,.)
Momen-momen yang ditunggu “akhirnya datang juga”, dengan gagah perkasa, Arjuna menbentangkan busurnya. Tanpa keraguan, Arjuna melepaskan PASOPATI sambil membaca Basmalah-nya orang hindu,hahahay,.
PASOPATI benar-benar senjata yang incredible and unbelieveable, baru saja dilepaskan suaranya menderu kayak Avatar Aang lagi murka, hingga suara anginpun seolah-olah mati, debu-debu dan partikel2 udara di atmosfer berhenti bergerak, membuat semua prajurit dari kedua belah pihak, mlompong dengan mulut ternganga,.
Karna mencoba melawan raungan PASOPATI yang kerasnya beribu-ribu Hertz dan tarafnya beratus-ratus desiBell.. Semua senjata yang tersisa dilepaskan untuk menahan fluktuasi percepatan dari kelajuan PASOPATI, namun segala daya, gaya, energi,impuls, dan momentum yang ada tetap tak mampu mengurang energi kinetik PASOPATI, semuanya rontok sia-sia terkena gaya gesek PASOPATI yang ruarr biasa,. Karna mengangkat kedua tangannya untuk melindungi tubuhnya dan pasrah pada apapun yang terjadi karena benar-benar dia tidak sanggup melakukan apa-apa lagi.
Entah ini keberuntungan atau mungkin karena Arjuna masih belum tega membunuh Karna. Panah PASOPATI ternyata tidak menuju tubuh Karna, tetapi meleset menyambar roda kereta (gubraxx!! Ngaak. . .ngaak. . . ).
Hal itu membuat kereta kuda Karna terperosok lubang yang menganga seperti mulut para prajurit2 tadi,. Roda kereta amblas dan selip karena bukan roda ber-merk Swall*w, so cengkeramannya gag kuat,. Arjuna menghentikan serangan Pasopati sambil memandangi Karna yang turun dari kereta dan hendak mengangkat roda kereta. Aktivitas itu dilakukan Karna tanpa dopping maupun fatig*n spirit or kuku b*ma energy, so kurang rosa dan agak terhambat,.
“Arjuna, mengapa engkau ragu-ragu? Bukankah Karna yang telah ikut mengeroyok Abimayu sehingga anakmu itu tewas, dan juga Karna yang telah membunuh Gatotkaca dengan senjata Konta. No Better chance than now!!” Kresna mencoba menghilangkan keraguan yang ada dalam hati Arjuna. Mendengar itu Arjuna tersentak dan melepaskan kembali PASOPATI.
Karna yang sedang mencoba mengeluarkan roda kereta kuda terkejut mendengar deru suara PASOPATI yang menuju ke arahnya lagi. Dia segera menghadapinya dengan mengembangkan senyumnya. Dia sadar inilah saatnya darahnya membasahi padang Kurusetra sebagai tanda bahwa kejahatan-kejahatan Kurawa harus terhenti sampai disini dan kebaikan-kebaikan Pandawa akan segera berkembang dimulai dari Kurusetra.
Kali ini tembakan Arjuna tidak meleset se-Angstrom-pun alias tepat sasaran, jleb!! jleb!! jleb!! jleb!! jleb!! Menembus tubuh Karna yang sudah pasrah!!! Izroil-nya dunia wayang, Batara Yamadipati, secara tak kasat mata, mencabut nyawa Karna yang emang udah habis masa aktifnya.
Padang Kurusetra mendadak menjadi sunyi senyap. Matahari seolah enggan bersinar. Anginpun diam terpaku. Kemudian terdengar gema kemenangan dari prajurit2 pihak Pandawa. . . . . Perang yang berlangsung selama 18 hari telah usai. Ya, duel tadi menjadi pertanda berakhirnya perang besar Bharatayuda Jayabinangun. . . . . Thanks to PASOPATI. . . . hehehe. . .
Sekian. . . . Semoga menginspirasi. . . . ^^ Ka-Chaw!!!
Pekalongan, 6 Juni 2010
“PASOPATI” : Cerita di balik sebuah nama
Duel terakhir dalam perang Bharatayuda untuk menentukan Pandawa atau Kurawa-kah yang berkuasa di tanah Astina. . . . . . Arjuna vs Adipati Karna. . . . . Panah vs Panah. . . . .
Sudah ber-jam-jam dua saudara sekandung lain ayah itu bertempur sengit, saling menembakkan anak panahnya dengan bertubi-tubi-tubi (D’Bagindaz Mode Max) . . . . .
Gag tau kenapa Arjuna juga tidak segera melepaskan senjata andalannya, panah PASOPATI, mungkin bermaksud “nge-pur”, padahal Karna udah kehilangan semua ultimate weapon-nya, baju perang sakti, Tombak Konta dan Panah Nagasatra, hilangnya bukan karena dicolong atau diumpetke lho,.
Konta, senjata sakti sekali pakai milik Karna, yang bisa membunuh siapapun yang diinginkan (kayak Death Note aja), juga telah lepas dan membunuh Sang Superman Gatotkaca, sehingga Superman is Dead,.
Panah Nagasatra milik Karna pun sudah terlepas dan tidak mampu meluka-luka-lukai (D’Bagindaz Mode Max) secuil pun tubuh Arjuna yang dilindungi kekuatan sakti Kresna.(Kresna yang dimaksud bukan Ab* Sukr*sna lho), dan yang mengherankan Karna, Arjuna yang masih mempunyai panah PASOPATI belum juga mau melepaskan senjata itu, maklum senjata mahal, eman-eman kali ya, wkwkwkwkwk,.
Pertempuran berlangsung lama hingga matahari mulai beranjak ke barat (baca : sunset), dan siang pun ngambek meninggalkan Padang Kurusetra. Semua mahluk hidup dan organisme yang ada di situ mulai gelisah, rupanya memang pertempuran ini harus selesai hari ini agar tidak terjadi pertumpahan darah lebih banyak lagi, baik darah Rhesus maupun Antirhesus. Dalam kondisi kayak gini, yang nggak gelisah cuma para belatung pemakan bangkai prajurit yang mampus >.<
Arjuna ragu-ragu. Entah apa yang ada dalam benak Arjuna, mungkinkah Arjuna sudah tau bahwa sebenarnya Pandawa itu berjumlah enam? Sehingga membuat Arjuna tidak tega membunuh Karna yang merupakan kakak tirinya sendiri??
Di dalam Medulla Oblongata dan Lobus Oksipital-nya, Karna mengingat masa lalunya, bagaimana asal-usul dirinya yang merupakan anak haram dari Batara Surya dan Dewi Kunti. . . . . Karna sadar, Pandawa merupakan adik-adiknya, hati kecilnya mengatakan bahwa dia harus hidup rukun menyayangi Pandawa, tetapi bisikan itu telah dikalahkan oleh rasa berhutang budi Karna kepada Kurawa yang telah membesarkan dirinya dan mengangkat derajatnya dari gelandangan sakti menjadi seorang Adipati yang sangat dihormati. Tanpa terasa ada air bening menetes di pipi Karna. Hanya setetes dan cepat sekali kering diterpa angin Kurusetra yang seolah-olah tidak mengizinkan ada air mata, hanya darah yang boleh jatuh dan membasahi tanah Kurusetra. Darah ksatria yang akan membuat padang Kurusetra menjadi legenda sepanjang masa.
“Arjuna, lepaskan PASOPATI!” Meski Kresna mengatakan itu dengan lirih pada Arjuna dan jarak kereta kuda mereka yang agak jauh, namun Karna dapat mendengarnya dengan jelas. Karna juga bertanya-tanya-tanya, mengapa Arjuna tidak juga menggunakan PASOPATI. Karna ingin mencoba kesaktian senjata Arjuna yang terkenal itu. Sekalian ingin melihat apakah keraguan Arjuna itu disebabkan Arjuna sudah tahu bahwa Karna sebenarnya saudara tua Pandawa.
Dan benar juga, akhirnya Arjuna memegang mesra panah PASOPATI yang terkenal sangat dahsyat. Karna melihat itu. Karna melihat juga mata Arjuna sempat terpejam sebentar dan tertunduk seperti sebuah isyarat bahwa Arjuna memang tidak punya pilihan lagi. Karna mencoba tersenyum. Senyuman Karna seperti sebuah persetujuan yang membuat Arjuna melepaskan panah Pasopati. (serius banget ya bahasanya,wkwkwkwk,.)
Momen-momen yang ditunggu “akhirnya datang juga”, dengan gagah perkasa, Arjuna menbentangkan busurnya. Tanpa keraguan, Arjuna melepaskan PASOPATI sambil membaca Basmalah-nya orang hindu,hahahay,.
PASOPATI benar-benar senjata yang incredible and unbelieveable, baru saja dilepaskan suaranya menderu kayak Avatar Aang lagi murka, hingga suara anginpun seolah-olah mati, debu-debu dan partikel2 udara di atmosfer berhenti bergerak, membuat semua prajurit dari kedua belah pihak, mlompong dengan mulut ternganga,.
Karna mencoba melawan raungan PASOPATI yang kerasnya beribu-ribu Hertz dan tarafnya beratus-ratus desiBell.. Semua senjata yang tersisa dilepaskan untuk menahan fluktuasi percepatan dari kelajuan PASOPATI, namun segala daya, gaya, energi,impuls, dan momentum yang ada tetap tak mampu mengurang energi kinetik PASOPATI, semuanya rontok sia-sia terkena gaya gesek PASOPATI yang ruarr biasa,. Karna mengangkat kedua tangannya untuk melindungi tubuhnya dan pasrah pada apapun yang terjadi karena benar-benar dia tidak sanggup melakukan apa-apa lagi.
Entah ini keberuntungan atau mungkin karena Arjuna masih belum tega membunuh Karna. Panah PASOPATI ternyata tidak menuju tubuh Karna, tetapi meleset menyambar roda kereta (gubraxx!! Ngaak. . .ngaak. . . ).
Hal itu membuat kereta kuda Karna terperosok lubang yang menganga seperti mulut para prajurit2 tadi,. Roda kereta amblas dan selip karena bukan roda ber-merk Swall*w, so cengkeramannya gag kuat,. Arjuna menghentikan serangan Pasopati sambil memandangi Karna yang turun dari kereta dan hendak mengangkat roda kereta. Aktivitas itu dilakukan Karna tanpa dopping maupun fatig*n spirit or kuku b*ma energy, so kurang rosa dan agak terhambat,.
“Arjuna, mengapa engkau ragu-ragu? Bukankah Karna yang telah ikut mengeroyok Abimayu sehingga anakmu itu tewas, dan juga Karna yang telah membunuh Gatotkaca dengan senjata Konta. No Better chance than now!!” Kresna mencoba menghilangkan keraguan yang ada dalam hati Arjuna. Mendengar itu Arjuna tersentak dan melepaskan kembali PASOPATI.
Karna yang sedang mencoba mengeluarkan roda kereta kuda terkejut mendengar deru suara PASOPATI yang menuju ke arahnya lagi. Dia segera menghadapinya dengan mengembangkan senyumnya. Dia sadar inilah saatnya darahnya membasahi padang Kurusetra sebagai tanda bahwa kejahatan-kejahatan Kurawa harus terhenti sampai disini dan kebaikan-kebaikan Pandawa akan segera berkembang dimulai dari Kurusetra.
Kali ini tembakan Arjuna tidak meleset se-Angstrom-pun alias tepat sasaran, jleb!! jleb!! jleb!! jleb!! jleb!! Menembus tubuh Karna yang sudah pasrah!!! Izroil-nya dunia wayang, Batara Yamadipati, secara tak kasat mata, mencabut nyawa Karna yang emang udah habis masa aktifnya.
Padang Kurusetra mendadak menjadi sunyi senyap. Matahari seolah enggan bersinar. Anginpun diam terpaku. Kemudian terdengar gema kemenangan dari prajurit2 pihak Pandawa. . . . . Perang yang berlangsung selama 18 hari telah usai. Ya, duel tadi menjadi pertanda berakhirnya perang besar Bharatayuda Jayabinangun. . . . . Thanks to PASOPATI. . . . hehehe. . .
Sekian. . . . Semoga menginspirasi. . . . ^^ Ka-Chaw!!!
Pekalongan, 6 Juni 2010
Oooo, begitu ya... Ceritanya, ternyata ban roda keretanya karna itu mereknya swall*ow, kenapa gak pake IRC wkk..wkk
ReplyDelete