Industri Minyak Cengkeh di Indonesia

Industri Minyak Cengkeh di Indonesia

Cengkeh merupakan salah satu komoditas subsektor perkebunan yang sebagian besar diusahakan oleh perkebunan rakyat. Hasil utama tanaman cengkeh adalah bunganya yang dipanen pada saat kelopak bunga belum mekar. Bagian utama dari tanaman cengkeh yang bernilai komersial adalah bunganya yang sebagian besar digunakan dalam industri rokok dan hanya sedikit dalam industri makanan. Namun demikian, dengan adanya penemuan – penemuan baru bagian tanaman lain dari cengkeh yaitu daun dan tangkai bunganya telah pula dimanfaatkan sebagai sumber minyak. Salah satu produk cengkeh yang banyak digunakan dalam industri adalah minyak cengkeh. Bahan baku minyak cengkeh dapat berasal dari bunga cengkeh, gagang/tangkai, dan daun.

Potensi Minyak Cengkeh di Indonesia

Menurut data statistik FAO, Indonesia memiliki luas areal tanaman cengkeh terluas di dunia, yaitu sekitar 241.800 ha atau lebih dari 70% luas areal tanaman cengkeh di dunia. Indonesia juga merupakan penghasil minyak cengkeh terbesar di dunia. Industri minyak daun cengkeh tidak saja memproduksi minyak daun cengkeh sebagai komoditas ekspor yang menghasilkan devisa, tetapi juga menyerap tenaga kerja hal ini dikarenakan besarnya permintaan dari dalam maupun luar negeri.

Sentra produksi minyak cengkeh terdapat di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatra Barat, Bali, dan Sulawesi Selatan. Produksi minyak cengkeh Indonesia pada tahun 2007 sekitar 2.500 ton dengan perkiraan pemakaian dunia sekitar 3.500 ton / tahun. Walaupun demikian volume ekspor minyak cengkeh sangat kecil, karena sebagian besar minyak cengkeh sudah diolah menjadi produk turunannya sehingga yang diekspor lebih banyak pada produk turunannya, seperti eugenol, eugenol asetat, dan lain-lain.

Tanaman cengkeh memiliki kandungan minyak atsiri dengan jumlah cukup besar, baik dalam bunga (10-20%), tangkai (5-10%) maupun daun (1-4%). Dari ketiga bagian tersebut yang paling ekonomis adalah ekstrak bagian daunnya. Oleh karena itu jenis minyak cengkeh yang umum diperjualbelikan adalah minyak daun cengkeh ( clove leaf oil ). Kandungan utama minyak atsiri bunga cengkeh adalah eugenol (70-80%). Eugenol adalah komponen utama minyak cengkeh berupa cairan tidak berwarna, beraroma khas, dan mempunyai rasa pedas yang banyak dimanfaatkan dalam industri fragrance dan flavor karena memiliki aroma yang khas dan industri farmasi karena bersifat antiseptik.

Minyak daun cengkeh Indonesia sudah dikenal di pasar dunia sejak tahun 1970, sedangkan minyak tangkai dan bunga cengkeh mulai tahun 1992 masuk pasaran dunia. Sebagai bahan obat, cengkeh telah lama digunakan terutama untuk kesehatan gigi, yaitu eugenol murni sebagai obat gigi. Disamping itu dapat dipakai sebagai bahan baku obat kumur, dan industri pasta gigi. Dalam hal ini digunakan minyak cengkeh karena mengandung eugenol yang bersifat antiseptik. Dalam industri makanan cengkeh digunakan dalam bentuk bubuk atau produk hasil ekstraksi dari bunga cengkeh seperti minyak cengkeh atau oleoresin.


Teknologi Proses Produksi Minyak Cengkeh

Proses produksi minyak cengkeh sebagian besar menggunakan metode destilasi. Tahap pertama adalah pengeringan untuk mengurangi kadar air bahan baku. Proses pengeringan ini bertujuan untuk meningkatkan rendemen. Tahap kedua adalah proses destilasi. Destilasi merupakan pemisahan fisis yang terjadi akibat perbedaan titik didih dan tekanan uap. Minyak atsiri memiliki titik didih yang lebih rendah dibandingkan air, sehingga daun yang dipanaskan dalam ketel akan mengalami proses hidrodifusi, sehingga minyak yang ada dalam daun cengkeh keluar dari bahan, dan akan menguap terlebih dahulu dibandingkan air. Proses destilasi ini dilakukan selama 5-7 jam. Uap dari minyak cengkeh dialirkan ke tempat penampungan. Uap air dan uap minyak daun cengkeh dicairkan dengan mengalirkan pipa melingkar ke dalam kolam pendingin (kondensor).

Tahap ketiga adalah pemisahan. Pemisahan antara air dan minyak cengkeh terjadi di dalam penampungan, disebabkan oleh perbedaan berat jenis. Minyak cengkeh memiliki berat jenis yang lebih besar dibandingkan air, yakni 1,030 g/cc, sedangkan air memiliki berat jenis 1,000 g/cc, oleh karena itu posisi air berada di atas, sedangkan minyak berada di bawah. Sedikit demi sedikit air dipisahkan dari minyak cengkeh, dan pada akhirnya minyak didapatkan. Tahap terakhir adalah penyaringan. Penyaringan dilakukan dengan alat penyaring minyak. Penyaringan dapat terjadi akibat perbedaan ukuran molekul. Minyak akan lolos (filtrat), sedangkan sampah dan air tidak lolos. Dari  proses penyaringan menghasilkan minyak yang benar-benar murni, yang siap untuk dipasarkan ke konsumen.

Tabel.1. SNI : 06-4267-1996 Minyak Cengkeh (Clove Oil)

Parameter Mutu Minyak Cengkeh


Karakteristik

WarnaTak berwarna/ kuning muda
Berat Jenis ( 25°C)1,030 – 1,060 g/ml
Indek Bias1,527-1,535
Putaran Optik0°-1°35’
Kelarutan dalam Etanol1 : 2
Eugenol Total (b/b)80-95 %


Produsen Minyak Cengkeh di Indonesia

PT.Indesso Aroma, merupakan pemain dunia di industri pewangi berbasis minyak cengkeh (flavor dan flagrance) dan turunannya. Dari 3.500 ton total produksi minyak cengkeh dunia, 2.500 ton-nya diproduksi dan dipasok oleh PT.Indesso. Tahun 2008, PT. Indesso mengekspor 1.900 ton minyak cengkeh dan turunannya. Tujuan ekspor terbesar saat ini adalah AS dan negara-negara Eropa, dan belakangan mulai masuk ke pasar Cina, India dan negara-negara Amerika latin. Pada tahun 2006, PT. Indesso mempunyai satu unit distilasi (1000 L/ batch) dan tiga unit Fraksinasi (dua @ 2000 L/batch dan satu 600 L/batch), sehingga pabrik ini mampu menghasilkan minyak cengkeh sebesar 100 – 150 ton/bulan, atau sekitar 2 – 3 ton per hari. Angka ini membuat perusahaan yang terletak di Banyumas, Jawa Tengah, sebagai produsen minyak cengkeh terbesar di dunia. Di pasar dunia, harga minyak cengkeh cukup fluktuatif, pada kisaran Rp 110.000 – 170.000 per kg.


Prospek Pengembangan Agroindustri

Permintaan akan minyak daun cengkeh sangatlah besar dan sering terjadi kelebihan permintaan yang tidak dapat dipenuhi oleh kapasitas produksi industri kecil minyak daun cengkeh yang terbatas.

Pemanfaatan minyak cengkeh, untuk dunia industri memang cukup luas. terutama untuk keperluan industri farmasi atau obat- obatan. Begitu juga untuk industri parfum, yang merupakan campuran utama untuk Geranium, Bergamot, Caraway, Cassie dan bahan untuk pembuatan vanillin sintetis sebagai bahan baku industri makanan dan minuman. Sebagian besar hasil produksi minyak daun cengkeh diekspor ke luar negeri.

Potensi usaha minyak daun cengkeh masih sangat luas di Indonesia terutama di daerah-daerah yang dekat dengan sumber bahan baku. Saat ini, cengkeh telah dibudidayakan di hampir seluruh wilayah Indonesia, sehingga potensi untuk mendirikan usaha pengolahan minyak daun cengkeh sangatlah besar.

Tingkat persaingan minyak daun cengkeh Indonesia di pasar internasional terutama ditentukan oleh kualitas minyak daun cengkeh yang dihasilkan Indonesia dan negara-negara pesaing, seperti Madagaskar, Tanzania dan Srilanka. Negara penghasil minyak atsiri bukan hanya berasal dari negara-negara berkembang saja, seperti Cina, Brasil, Indonesia, India, Argentina dan Meksiko melainkan juga negara maju, seperti Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Italia, dan Inggris. Perbedaannya, negara-negara berkembang lebih banyak memproduksi minyak atsiri menjadi bahan setengah jadi dan kemudian mengekspornya ke negara maju.

Lain halnya yang dilakukan oleh negara maju. Meskipun mereka mengimpor bahan setengah jadi dari negara berkembang untuk diolah menjadi barang jadi, mereka mengekspornya sebagian kembali ke negara-negara lain termasuk negara berkembang dalam bentuk barang jadi dengan nilai tambah yang lebih tinggi. Namun demikian, peluang pasar minyak daun cengkeh masih terbuka luas terutama di pasar dunia yang volume permintaannya terus meningkat.


DAFTAR PUSTAKA

Guenther E, 1987. Minyak Atsiri. Diterjemahkan oleh R.S. Ketaren dan R. Mulyono. Jakarta : UI Press

Nurdin, A dan A. Mulyana. 2001. Isolasi Eugenol Dari Minyak Cengkeh Skala Pilot Plant. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. No. 9. Hal 58 – 62

Nurdjannah, N. 2004. Diversifikasi Penggunaan Cengkeh. Persektif. Vol 3. No. 2, 61-70.

Ruhnayat, A. 2002. Memproduktifkan Cengkeh. Jakarta : Penebar Swadaya


Bogor, 20 Oktober 2011

Semoga Bermanfaat. . . . .

Ka-Chaw. . . .!!

No comments:

Powered by Blogger.