Sebuah kapal, tertambat di bibir pantai
Layarnya terkembang lebar
Tiangnya terpancang kuat
Badannya terlihat perkasa

Ketika sauh diangkat
Mulailah kapal itu menantang lautan
Tak takut halangan apalagi rintangan

Basah diterjang ombak,
Remuk ditabrak karang,
Goyah dihantam badai

Arus yang penuh dengan kabut
Hembusan angin yang tak menentu
Terasa sulit menentukan arah

Wajah letih awak kapal
Raut cemas dan bingung sang nahkoda
Sesekali diselingi sesungging senyum
Berpadu menjadi sebuah kisah

Dan saat semburat jingga menggores langit
kapal itu tiba di dermaga

Kenapa kapal itu tak merapat di pulau surga?
Mungkin kapal itu belum cukup kuat
atau
Sang nahkoda yang kurang terampil menyibak kabut

Di dermaga ini,
Kami tancapkan tiang harapan
Berhias bendera kebanggaan
Yang berkibar diterpa angin masa depan

Kata ombak,
Perbaharuilah kapalmu
karena aku akan terus menerjangmu

Kapal (ilustrasi)

(Suatu sore di teras Masjid Al-Hurriyah IPB)

Bapak : "Piye kabar nilaimu? Wis metu durung?"
Aku : "Wis pak, tapi elek-elek, aku terancam gagal cumlaude. . . "
Bapak : "Owh yowis ra popo, sing penting awakmu sehat ning kono"
Aku : ". . . . . "

(sesi curhat berlanjut sampai menjelang maghrib)

Aku : "wis yo pak, wis meh adzan, dongake kuliahku lancar, maturnuwun, assalamualaykum"Bapak : "Waalaykumsalam"
Aku : (nangis, luh dleweran, adzan maghrib menjadi backsound tangisan)

 -------------------------------------------------------------------------------------------

Memang sih, nilai akademik itu tidak begitu signifikan pengaruhnya bagi kesuksesan, tapi bagaimana jika itu adalah satu kado terbaik dari kita untuk kedua orangtua kita? Sebagai hasil kuliah kita selama ini,,

(ilustrasi)

Semester ini bakal lebih berat dengan semester sebelumnya,. Orang mulai enggan untuk berbaik hati memberi pekerjaan yang ringan kepada saya di tugas-tugas kuliah,. Hehe,. Challenge Accepted,.