Jalan Ksatria Seorang Karna
Karna |
Dalam jagad pewayangan, Karna adalah simbol kezaliman sekaligus keluhuran.
Kezaliman karena dampak yang ditimbulkan oleh eksistensinya, keluhuran karena
jalan yang ditempuh untuk mencapai kejayaannya.
Lahir sebagai “anak yang terbuang”, Karna ditakdirkan hidup sengsara.
Ibunya, Kunti, tak mampu menahan beban malu akibat melahirkan seorang anak
hasil ‘hubungan gelap’ dengan Dewa Surya. Bayi Karna yang titisan dewa, dibuang
ke sungai yang kemudian ditemukan oleh seorang kusir kerajaan bernama Adirata.
Bayi Karna diasuh hingga dewasa olehnya, di lingkungan rakyat jelata. Padahal jika
tidak dibuang, Karna bakal menjadi anak bangsawan yang disegani. Tapi takdir
menuliskan untuk merenggut segala harkat dan martabatnya dengan hanya menjadi
anak seorang kusir kereta.
Meskipun dibesarkan oleh keluarga kusir yang serba kekurangan, Karna
mempunyai impian yang hampir mustahil baginya, yaitu menjadi prajurit kerajaan.
Dia memutuskan untuk mendaftarkan diri sebagai murid Guru Drona, guru dari para
pangeran Kerajaan Hastinapura (Pandawa dan Kurawa). Namun Guru Drona menolaknya
menjadikan murid karena kelas yang dibuka Guru Drona adalah kelas ekslusif,
khusus untuk bangsawan kerajaan. Karna mendapatkan sakit hatinya yang pertama,
akibat rendahnya kasta seorang anak kusir. Bisa dibayangkan bagaimana
frustasinya Karna saat itu.
Jalan Ksatria Seorang Karna
Reviewed by Unknown
on
12/31/2014 01:10:00 PM
Rating: 5