Surat Untukmu (Part 2)

Hai, kamu. . .

Kamu percaya nggak, kalau sesungguhnya jodoh itu cerminan diri? Lagipula, bukankah Rasulullah menyarankan agar mencari pasangan yang sekufu, selevel.

Kamu percaya cinta itu bertumbuh? Aku pernah mendapat nasihat dari seseorang, bahwa cinta itu bisa dibangun. Memang itu tidak salah. Tapi bagaimana menentukan bahwa kita membangun cinta kepada orang yang tepat? Apakah boleh dengan sembarang orang? Adakah kriteria tertentu?

Rasulullah bilang, pilihlah yang paling baik agamanya, agar kita beruntung. Jujur, aku mengimpikan kita saling memilih karena alasan itu, tapi sudah pantaskah aku?

Hai, kamu. . .

Jika nantinya masih banyak keraguan di dalam hatimu, bolehkah aku meyakinkanmu bahwa aku punya itikad baik untuk terus-menerus memantaskan diri?

No comments:

Powered by Blogger.