Terpaksa Saya Keluarkan

Sejujurnya saya lelah kawan, dengan tanggung jawab ini, tentu kalian semua tahu itu,.
Sejujurnya saya tidak enak, karena banyak kesalahan yang saya perbuat terhadap kalian,,
Sejujurnya saya ingin menyudahi semua ini, karena ini hanya basa-basi belaka,,
Dalam hati masing-masing, kita mengakui bahwa sejatinya kita sudah berbeda pandangan sejak awal,,
Tapi saya salut, kita seperti menyimpannya demi sebuah tujuan bersama, jujur saya salut,.
Namun sekarang, perbedaan itu semakin kentara,,
Saya merasakannya,,
Sorot mata tak pernah bohong kan?

Lama-lama saya merasa, saya seperti menciptakan sebuah oposisi bagi saya sendiri sebagai pemimpin,,
Benar kata si Iron Man, "We create our own demons"
Saya dulu juga sempat khawatir, tapi saya tak punya banyak pilihan, selain mengambil keputusan tersebut,,

Ini memang soal prinsip, idealisme, keyakinan,,
Kita berdebat tanpa fakta yang akurat,,
Logika kita tak akan pernah menerima argumen yang berseberangan,,

Izinkan saya menyampaikan beberapa hal yang saya yakini,

Pengaruh acara itu bagi kesuksesan kita tak sebesar yang kalian bayangkan,,
Kita tidak bisa menentukan nasib hidup seseorang hanya dalam 1 bulan,,
So, just make it simple,.

Tentu kita tahu apa itu senioritas, dan itu sebuah diksi yang bermakna negatif,,
Senioritas adalah sesuatu yang kita lakukan, tapi tidak kita sadari,,
Mungkin dahulu masih banyak sisi positifnya, tapi sekarang sepertinya zaman sudah menggilasnya,,

Sejujurnya saya belum menemukan, role model yang membuat saya menerima pandangan kalian,,
Sejauh ini, tokoh yang saya segani selalu memberi opini yang bertentangan dengan yang kalian yakini,,

Percuma kita berdebat, karena setiap argumen kita tanpa fakta yang jelas,,
Saya membayangkan, harusnya kita memulai proses kuantifikasi, pandangan mana yang lebih banyak benar, mungkin dengan menilai kesuksesan orang-orang pendahulu kita?
Jika perlu sampai kita sendiri ikut terhitung,,
Biar jelas, pandangan mana yang paling kuat? Atau ada usulan metode lain?

Hari ini saya merasa hancur di depan kalian,,
Di satu sisi saya memaklumi, karena mungkin hanya segitu kapasitas saya saat ini,,
Tapi di sisi lain, saya tak terima, senyum dan tawa itu, saya ingat,,

Dikhianati, mungkin itu kurang tepat menggambarkan kondisi ini,,
Yang jelas, saya merasa diberi pisau oleh kalian, saya pun menerimanya, kemudian tiba-tiba kalian menusukkan pisau itu dengan mendorong tangan saya ke arah badan saya sendiri,,

Berada di suatu forum yang seharusnya saya mendominasi, tapi nyatanya saya selalu dipatahkan, kemudian dilupakan,,
Saya memang tak pandai berdebat, saya juga tak pandai beretorika,,
Saya tak punya modal bagus untuk menang,,
Semua yang hadir tadi tahu, betapa dalamnya saya terjatuh,,
Dan ini sebuah goncangan bagi jiwa saya,,

Saat saya sedang berusaha melapangkan dada menerima cacian dari dosen,
Saat saya sedang berpikir keras bagaimana mendapatkan bantuan dana,
Saat saya sedang berjuang agar bisa meninggalkan warisan berharga,,
Otak saya pun jadi penuh, makanya saya menulis ini,,

Terserah bagaimana image saya di mata kalian, itu hak kalian,,
Saya hanya berharap acara ini lancar sampai selesai,, Dan tak ada lagi perpecahan di akhir,.

Sekali lagi saya salut, kita sudah berusaha menutup-nutupi semua ini,, Terima kasih atas semuanya, semoga ini jadi pembelajaran bagi kita semua,,

No comments:

Powered by Blogger.