Sempatkanlah untuk Menikmati Hidup!!
Bismillah. . . . .
Ya, walaupun hidup itu katanya cuma sebentar, cuma numpang minum, tapi sayang sekali jika tidak bisa menikmati,. Dan apa yang saya tulis ini, ditujukan untuk rekan-rekan mahasiswa, dengan segala kesibukan di kampusnya,.
Menurut pengamatan saya, secara ekstrim mudah sekali menggolongkan mana mahasiswa yang termasuk hedon, mana yang anti-hedon, ini dilihat dari bagaimana cara mahasiswa me-refresh dirinya,. Akan menjadi menarik apabila objek yang diamati adalah golongan mahasiswa tertentu, yang mengabdikan dirinya menjadi “pelayan” di kampusnya, mengurusi ratusan bahkan ribuan mahasiswa lainnya,. Mungkin biasa disebut dengan aktivis kampus (walaupun saya sendiri kurang setuju dengan pemilihan kata “aktivis”),.
Untuk mahasiswa aktivis yang kalem, alim, dan (mohon maaf) cupu, bisa dipastikan mereka anti-hedon,. Bagaimanapun cara kita me-refresh diri, apakah itu dengan hedon atau tidak itu bukan masalah, yang terpenting adalah kita jangan sampai terlalu fokus menjalankan amanah hingga menghilangkan sisi humanis kita sebagai manusia biasa,. Banyak kalangan mahasiswa yang mengaku menjadikan aktivitas organisasi sebagai sarana refreshing, bisa jadi benar, tapi nggak bisa diamini oleh semua mahasiswa,.
Tidak bisa dipungkiri, menjadi salah satu pemangku jabatan penting di organisasi akan mendapat status khusus di mata orang banyak, bisa jadi orang lain (yang belum terlalu kenal) memandang kita selalu sibuk, nggak bisa diganggu, dan sebagainya,. Mungkin orang lain benar, tapi setidaknya ada usaha kita untuk menurukan hegemoni itu, yaitu tetap menjalani kehidupan sebagai layaknya mahasiswa biasa,.
Kenapa ini penting? Memang sih, manfaat kita berorganisasi adalah mengumpulkan teman tapi bisa saja jadi bumerang jika kita terkesan mengucilkan diri dari beberapa golongan mahasiswa,. Cara paling mudah adalah, luangkan waktu untuk mengurus diri sendiri, contoh kecil aja : antri beli makan dibungkus, nyuci baju di kost-an, nonton bola, jogging, futsal, masak, atau bisa juga dengan jalan2 bareng temen, sekalian nonton bioskop dan shopping,. Beruntung sekali kita bisa menyaksikan semua kegiatan itu dilakukan oleh seorang pemimpin lembaga, sebutlah presma, ketua BEM fakultas, Mapres, dsb,. Intinya, jangan membuat diri kita menjadi seolah-olah “invisible”, karena kita juga mahasiswa biasa, yang punya hak untuk menikmati hidup dan bisa kita atur porsinya sesuai kebutuhan,.
Jadi, sesibuk apapun teman-teman semua, sempatkanlah untuk menikmati hidup!! :)
Semoga menginspirasi. . . .
Pekalongan, 1 Februari 2013
Ya, walaupun hidup itu katanya cuma sebentar, cuma numpang minum, tapi sayang sekali jika tidak bisa menikmati,. Dan apa yang saya tulis ini, ditujukan untuk rekan-rekan mahasiswa, dengan segala kesibukan di kampusnya,.
Menurut pengamatan saya, secara ekstrim mudah sekali menggolongkan mana mahasiswa yang termasuk hedon, mana yang anti-hedon, ini dilihat dari bagaimana cara mahasiswa me-refresh dirinya,. Akan menjadi menarik apabila objek yang diamati adalah golongan mahasiswa tertentu, yang mengabdikan dirinya menjadi “pelayan” di kampusnya, mengurusi ratusan bahkan ribuan mahasiswa lainnya,. Mungkin biasa disebut dengan aktivis kampus (walaupun saya sendiri kurang setuju dengan pemilihan kata “aktivis”),.
Untuk mahasiswa aktivis yang kalem, alim, dan (mohon maaf) cupu, bisa dipastikan mereka anti-hedon,. Bagaimanapun cara kita me-refresh diri, apakah itu dengan hedon atau tidak itu bukan masalah, yang terpenting adalah kita jangan sampai terlalu fokus menjalankan amanah hingga menghilangkan sisi humanis kita sebagai manusia biasa,. Banyak kalangan mahasiswa yang mengaku menjadikan aktivitas organisasi sebagai sarana refreshing, bisa jadi benar, tapi nggak bisa diamini oleh semua mahasiswa,.
Tidak bisa dipungkiri, menjadi salah satu pemangku jabatan penting di organisasi akan mendapat status khusus di mata orang banyak, bisa jadi orang lain (yang belum terlalu kenal) memandang kita selalu sibuk, nggak bisa diganggu, dan sebagainya,. Mungkin orang lain benar, tapi setidaknya ada usaha kita untuk menurukan hegemoni itu, yaitu tetap menjalani kehidupan sebagai layaknya mahasiswa biasa,.
Kenapa ini penting? Memang sih, manfaat kita berorganisasi adalah mengumpulkan teman tapi bisa saja jadi bumerang jika kita terkesan mengucilkan diri dari beberapa golongan mahasiswa,. Cara paling mudah adalah, luangkan waktu untuk mengurus diri sendiri, contoh kecil aja : antri beli makan dibungkus, nyuci baju di kost-an, nonton bola, jogging, futsal, masak, atau bisa juga dengan jalan2 bareng temen, sekalian nonton bioskop dan shopping,. Beruntung sekali kita bisa menyaksikan semua kegiatan itu dilakukan oleh seorang pemimpin lembaga, sebutlah presma, ketua BEM fakultas, Mapres, dsb,. Intinya, jangan membuat diri kita menjadi seolah-olah “invisible”, karena kita juga mahasiswa biasa, yang punya hak untuk menikmati hidup dan bisa kita atur porsinya sesuai kebutuhan,.
Jadi, sesibuk apapun teman-teman semua, sempatkanlah untuk menikmati hidup!! :)
Semoga menginspirasi. . . .
Pekalongan, 1 Februari 2013
aku kerasa kehilangan sisi humanisme..hoohoh.. akhrnya barusan (sebelum baca posting ini) saya putuskan makan di luar bareng temen2..itu rasanya seneeennngg banget (saking g pernahnya)..udah g pernah ketawa ngekek lagi..ya Allah
ReplyDeletehehehe,, iya mbak,, jangan terlalu lama nglupain sisi humanis kita,, :)
ReplyDelete"Beruntung sekali kita bisa menyaksikan semua kegiatan itu dilakukan oleh seorang pemimpin lembaga, sebutlah presma, ketua BEM fakultas, Mapres, dsb,"
ReplyDeletekok ketua Himpunan Profesi gak disebut ya???
heheh
nggak usah pak,, udah diwakilin,, haha
ReplyDeletecurang nih
ReplyDelete