Negeri Ini Mulai Lucu
Bismillah. . . .
Liburan semester ini, hampir muntah tiap hari dicekokin headline berita yang kontroversial,. Apakah anda merasakan hal yang sama? Kebetulan negeri ini lagi digoncang banyak isu “hot”, yang notabene menjadi santapan empuk bagi media,. Liputan selalu diulang-ulang di tiap stasiun TV, bahkan perkembangan terkini selalu masuk sekilas info, breaking news, dan segmen sejenisnya,.
Ada kasus Raffi Ahmad, yang bau-baunya ada unsur politik,. Lalu kasus suap impor daging sapi, yang menjatuhkan partai PKS sejatuh-jatuhnya,. Ada lagi kasus serupa, yaitu prahara partai Demokrat dan Partai Nasdem di tingkat internal partai,. Selanjutnya ada banjir Jakarta, yang membuat Jokowi ngos-ngosan mencari solusi konkretnya,.(tetep semangat Pak!) Masih di ranah politik, kali ini tentang elektabilitas partai menjelang Pemilu 2014, yang disinyalir bakal berpengaruh pada hasil Pilgub Jawa Barat,. Di ranah lain, kontroversi kurikulum 2013 yang melibatkan kerasnya kepala Bapak Mendikbud versus jeritan guru-guru dan pakar pendidikan,.

Jika kita telusuri dari awal sampai akhir, kenapa semua itu bisa terjadi? BNN ditertawakan karena menyebut narkoba “jenis baru”, padahal sudah banyak beredar di luar negeri,. Partai yang berasas keislaman, ternyata punya borok juga, jelas banyak pihak yang kecewa,. Presiden sempat-sempatnya turun gunung menyelesaikan konflik internal partainya,. Yang paling lucu adalah upaya mengintegrasi kurikulum pendidikan 2013, dimana IPA digabung dengan bahasa Indonesia, muatan lokal dihapuskan, serta perlakuan dengan konsep “pukul rata” di semua daerah,.

Itu semua belum dihitung dengan kasus-kasus yang sempat tenggelam seperti Hambalang, Century, dan PON Riau, yang sekarang muncul lagi ke permukaan, walaupun harus rela mengalah dengan porsi pemberitaan yang lebih sedikit,. Untung saja ada semacam pelipur lara, seperti kebijakan larangan buah impor, sebuah keputusan yang berani,.
Jadi, sebenarnya ada apa dengan negeri ini? Begitu banyak blunder yang terjadi,. Sistem nya yang salah, atau manusia nya kah?? Negeri ini sudah merdeka 67 tahun, hampir mustahil jika kita menyalahkan sistem,. Tengok saja bagaimana korupsi dan rekayasa hukum yang menggurita, dari level daerah sampai pusat, menyeret banyak oknum yang dulunya disegani,. Masihkah mau berkelit bahwa kita menghadapi masalah moral bangsa?
Jujur saja, saya sebagai generasi muda tak habis pikir, bagaimana caranya “mereka” bisa tergiur untuk korupsi atau pun merekayasa hukum? Bukankah mereka dulu juga mahasiswa, yang sering turun ke jalan memprotes kebijakan pemerintah kala itu? Yang selalu membela kepentingan rakyat, dengan kepalan tangan ke atas dan megaphone di depan mulutnya? Bukankah dulu mereka juga mengagungkan idealismenya masing-masing yang sarat dengan nilai-nilai luhur? Apakah ada faktor X yang sangat kuat, sehingga meruntuhkan idealisme yang dulu digembar-gemborkan? Lalu, apakah ada jurang pemisah antara dunia kampus yang serba ideal, dan realita yang mulai tak nalar? Jangan-jangan idealisme kita luntur karena uang, harta, dan jabatan? Jangan-jangan idealisme kita sirna akibat tekanan, ancaman, dan paksaan?
Saya penasaran, bagaimanakan kondisi Indonesia ketika generasi angkatan saya yang memimpin negeri ini? Sama kah? Mungkin saya sudah terlalu telat menyebut negeri ini mulai lucu, bahkan beberapa tahun silam sudah ada film indonesia berjudul “Alangkah Lucunya Negeri Ini”,. Kita, generasi muda, harus menghentikan lawakan ini di kemudian hari, karena negeri ini akan tersenyum tatkala bumi dan langitnya dijadikan sebagai lahan untuk berkarya, bukan panggung komedi,. Terus kobarkan semangat perjuanganmu kawan!!! Demi negeri ini, INDONESIA!!!

Semoga menginspirasi. . . .
Bogor, 9 Februari 2013
Liburan semester ini, hampir muntah tiap hari dicekokin headline berita yang kontroversial,. Apakah anda merasakan hal yang sama? Kebetulan negeri ini lagi digoncang banyak isu “hot”, yang notabene menjadi santapan empuk bagi media,. Liputan selalu diulang-ulang di tiap stasiun TV, bahkan perkembangan terkini selalu masuk sekilas info, breaking news, dan segmen sejenisnya,.
Ada kasus Raffi Ahmad, yang bau-baunya ada unsur politik,. Lalu kasus suap impor daging sapi, yang menjatuhkan partai PKS sejatuh-jatuhnya,. Ada lagi kasus serupa, yaitu prahara partai Demokrat dan Partai Nasdem di tingkat internal partai,. Selanjutnya ada banjir Jakarta, yang membuat Jokowi ngos-ngosan mencari solusi konkretnya,.(tetep semangat Pak!) Masih di ranah politik, kali ini tentang elektabilitas partai menjelang Pemilu 2014, yang disinyalir bakal berpengaruh pada hasil Pilgub Jawa Barat,. Di ranah lain, kontroversi kurikulum 2013 yang melibatkan kerasnya kepala Bapak Mendikbud versus jeritan guru-guru dan pakar pendidikan,.

Jika kita telusuri dari awal sampai akhir, kenapa semua itu bisa terjadi? BNN ditertawakan karena menyebut narkoba “jenis baru”, padahal sudah banyak beredar di luar negeri,. Partai yang berasas keislaman, ternyata punya borok juga, jelas banyak pihak yang kecewa,. Presiden sempat-sempatnya turun gunung menyelesaikan konflik internal partainya,. Yang paling lucu adalah upaya mengintegrasi kurikulum pendidikan 2013, dimana IPA digabung dengan bahasa Indonesia, muatan lokal dihapuskan, serta perlakuan dengan konsep “pukul rata” di semua daerah,.


Itu semua belum dihitung dengan kasus-kasus yang sempat tenggelam seperti Hambalang, Century, dan PON Riau, yang sekarang muncul lagi ke permukaan, walaupun harus rela mengalah dengan porsi pemberitaan yang lebih sedikit,. Untung saja ada semacam pelipur lara, seperti kebijakan larangan buah impor, sebuah keputusan yang berani,.
Jadi, sebenarnya ada apa dengan negeri ini? Begitu banyak blunder yang terjadi,. Sistem nya yang salah, atau manusia nya kah?? Negeri ini sudah merdeka 67 tahun, hampir mustahil jika kita menyalahkan sistem,. Tengok saja bagaimana korupsi dan rekayasa hukum yang menggurita, dari level daerah sampai pusat, menyeret banyak oknum yang dulunya disegani,. Masihkah mau berkelit bahwa kita menghadapi masalah moral bangsa?
Jujur saja, saya sebagai generasi muda tak habis pikir, bagaimana caranya “mereka” bisa tergiur untuk korupsi atau pun merekayasa hukum? Bukankah mereka dulu juga mahasiswa, yang sering turun ke jalan memprotes kebijakan pemerintah kala itu? Yang selalu membela kepentingan rakyat, dengan kepalan tangan ke atas dan megaphone di depan mulutnya? Bukankah dulu mereka juga mengagungkan idealismenya masing-masing yang sarat dengan nilai-nilai luhur? Apakah ada faktor X yang sangat kuat, sehingga meruntuhkan idealisme yang dulu digembar-gemborkan? Lalu, apakah ada jurang pemisah antara dunia kampus yang serba ideal, dan realita yang mulai tak nalar? Jangan-jangan idealisme kita luntur karena uang, harta, dan jabatan? Jangan-jangan idealisme kita sirna akibat tekanan, ancaman, dan paksaan?
Saya penasaran, bagaimanakan kondisi Indonesia ketika generasi angkatan saya yang memimpin negeri ini? Sama kah? Mungkin saya sudah terlalu telat menyebut negeri ini mulai lucu, bahkan beberapa tahun silam sudah ada film indonesia berjudul “Alangkah Lucunya Negeri Ini”,. Kita, generasi muda, harus menghentikan lawakan ini di kemudian hari, karena negeri ini akan tersenyum tatkala bumi dan langitnya dijadikan sebagai lahan untuk berkarya, bukan panggung komedi,. Terus kobarkan semangat perjuanganmu kawan!!! Demi negeri ini, INDONESIA!!!

Semoga menginspirasi. . . .
Bogor, 9 Februari 2013
No comments: