My (BIG) Family

Ide postingan ini berawal ketika aku bermain Truth or Dare, dan bertanya kepada seorang temanku, “Apa hal yg paling berharga yg kamu miliki sekarang?” Dia menjawab, “Keluargaku, keluarga yang sempurna.” Komentarku : “kalau aku ditanya kayak gitu, aku akan mempunyai jawaban yang sama.”

Aku sangat bersyukur, dilahirkan dari keluarga yang aku miliki sekarang, memang seharusnya semua orang begitu kan?

Foto Keluarga (Bapak, Ibu, Anak, Menantu, Cucu)

Keluarga yang rukun dan dekat

Rukun adalah syarat utama dari sebuah keluarga. Kami saling bantu satu sama lain, saling mengunjungi, dan saling memberi kabar. Kami juga dekat, karena banyak keluarga dan sanak saudara yang rumahnya di Pekalongan. Dekat juga mempunyai arti kami mengerti bagaimana kondisi masing-masing anggota keluarga. Walaupun setelah besar kami mempunyai watak dan kepribadian yang berbeda, tapi bagaimana kami memandang keluarga ini masih sama.

Keponakan unyu dan Om yang Alay

Fakta menarik
a) Bpk. Sutiknyo asli Demak, Ibu Solecha asli Pekalongan.
b) Terdiri dari 8 bersaudara dg komposisi : 2 cewek, 6 cowok
c) Anak ke-1 dan ke-2 cewek. Anak ke-3 sampai terakhir (saya) cowok.
d) Anak cewek bernama awalan Siti (Siti Nurjanah dan Siti Munawaroh)
e) Anak cowok bernama awalan Muhammad/Mohammad (Yasin, Saifi, Usfuri, Rizqon, Maqfuri, Achor)
f) Sampai sekarang, hanya 2 anak terakhir yang belum menikah.
g) Sampai sekarang punya 16 cucu, dari jumlah tersebut hanya 4 yang cowok.
h) Semua menantu/besan adalah orang pekalongan dan sekitarnya.
i) Dari 8 bersaudara, 4 orang S1 di IPB dg jurusan yang berbeda-beda.
j) Hanya anak pertama yang bukan alumni SMA N 1 Kajen.

Cucu Lengkap

Our story
Kami semua rindu momen lebaran, tradisi ngumpul-ngumpul dan sungkeman pas lebaran itu unforgettable. Setelah sungkeman dilanjut safari ke tempat besan-besan. Bisa dibilang, semua menantu bapak-ibu saya sangat loyal dengan keluarga ini, apalagi anak-anaknya sendiri.

Sungkem sampai terharu

Sungkeman : Mengakui segala bentuk kedurhakaan

Seragam mudik bareng 2011

Seragam mudik 2013

Masak H-1 Lebaran

Kami sebagai anak cukup diberi kebebasan dalam menentukan pilihan hidup, mau jadi apa, sekolah dimana, kerja dimana, dan seterusnya. Kecuali satu, menikah sama orang mana (harus sama sesama orang pekalongan dan sekitarnya). Agak aneh juga sebenarnya, tapi belakangan baru saya rasakan manfaat besar dibalik kebijakan sepihak ini.

Wonderwomen (anak perempuan dan menantu perempuan)

Bapak adalah pensiunan PNS di Departemen Agama, dg jabatan terakhir adalah Pengawas Pendidikan Agama tingkat SD/MI. Beliau adalah guru ceramah di rumah kami. Seorang yang sangat kekeuh dg amalan ibadahnya, walaupun sekarang sudah tidak bisa jalan dg normal tapi setiap malam masih terus menyempatkan tahajud. Banyak sekali keteladanan yang bisa diambil dari beliau, baik dari perjalanan hidupnya maupun pendidikan moral yang diwejangkan kepada anak-anaknya. Peran ibu adalah fokus membesarkan anak dan memberikan kasih sayang. Aduh kalau cerita sosok yang satu ini bikin terharu, jadi disudahi saja, pokoknya Ibu is the best lah.

The Best Parents

Nama keluarga ini saya rasa cukup dikenal di lingkungan setidaknya dalam satu kecamatan. Itu tak lain karena kiprah Bapak yang melalangbuana menjalin koneksi di lingkungan Kajen, mulai dari satu profesi, organisasi, dan hobi beliau mengunjungi rekan-rekannya. Selama saya sekolah di Kajen, saya lebih dulu dikenal karena anak Pak Sutiknyo, atau adiknya salah satu kakak-ku. Salah satu keuntungan buat saya adalah saya pempunyai bargaining position yang bagus di mata guru-guru di sekolah. Kebetulan juga kakak-kakak saya juga banyak yang berprestasi di sekolah. Beberapa rumah makan langganan Bapak juga sampai mengenali wajah saya sebagai anaknya Pak Tik padahal belum pernah ketemu sebelumnya, hebat juga, nggak habis pikir. Keuntungan yang lain adalah sebagai agen kontrol sikap dan moral saya. Masa iya sih anaknya Pak guru Tik nggak pinter? Nggak sopan? Nggak baik? Seorang anak merupakan representasi nama baik keluarga kan?

Trio Kampret with Ortu

Trio Kampret

Ini merupakan sebuah genk pencilan yang terdiri dari 3 anak terakhir, saya dan kedua kakak saya. Kebetulan umur kami ga terlalu jauh selisihnya. Dulu masih mengalami masa kecil bersama-sama, dan itu masih terbawa sampai kami dewasa. Sekarang kami punya beberapa kesamaan, suka film dg genre tertentu, suka dangdut koplo, suka hal-hal norak dan iseng, suka yang mistis2, dan suka cewek cantik (#eh keceplosan). Kalau ketemu, ngobrolin cerita masa lalu, dan terus diulang-ulang nggak pernah bosen.