Hasta Brata dalam Kepemimpinan Organisasi Kampus

(ilustrasi)
Hasta Brata merupakan salah satu dari sekian banyak filosofi kepemimpinan orang Jawa. Diangkat dari nilai-nilai luhur budaya Jawa, dan konon pernah diwejangkan oleh Prabu Kresna kepada Arjuna. Ajaran ini juga terkenal dengan nama Wahyu Makutha Rama.

Biasanya Hasta Brata dikaitkan dengan kepemimpinan pada suatu bangsa atau negara, dan itu memang sangat relevan. Ternyata cukup menarik ketika kita mencoba mengaitkannya dengan miniatur kepemimpinan unik di kalangan mahasiswa, yaitu organisasi kampus. Begitu banyak model kepemimpinan yang dipraktikan oleh para pemimpin organisasi, yang hampir sebagian besar adalah hasil asimilasi antara logika, pengalaman, intuisi, dan teori kepemimpinan.

Kemampuan memimpin bisa saja didapat dari bakat sejak lahir, pengalaman dan jam terbang yang banyak, atau bisa juga hasil belajar dari orang lain. Bagaimanapun, beda pemimpin pastilah beda pula gayanya, kelemahan, dan kelebihannya. Barangkali potongan-potongan pengalaman dan beberapa nasihat bisa disusun ulang menjadi sebuah pedoman, yang pada kesempatan kali ini dipilih Hasta Brata sebagai arus utamanya.



Hasta Brata memiliki 8 poin utama, yaitu :

1. Mulat laku jantraning Surya

Keyword : Seperti matahari yang memberi cahaya sebagai sumber penghidupan.

Seorang pemimpin harus memiliki visi yang kuat, jelas, dan mampu dipahami oleh semua pengikutnya. Visi atau big picture tersebut hendaknya menjadi pegangan semua anggota. Setelah kepengurusan ini berakhir apa sih yang ingin dicapai? Begitu kira-kira pertanyaan pemancingnya. Big picture tersebut juga berfungsi sebagai bahan bakar utama. Visi ini perlu dijelaskan berulang-ulang dalam beberapa kesempatan, agar bisa terinternalisasi dengan baik, misal tiap rapat general atau semacamnya.

Sumber energi juga bisa dipancarkan melalui optimisme pemimpinnya, dalam hal ini adalah optimisme yang realistis, bukan khayalan setinggi langit dengan keinginan-keinginan yang tak bisa didefinisikan parameternya.

Matahari adalah sumber penghidupan untuk tumbuh dan berkembang. Pemimpin juga wajib memberdayakan anggotanya agar skill anggota bisa berkembang, karena itulah added value terbesar dalam sebuah organisasi yang bersifat volunteer. Hal ini bisa dilakukan dengan mendistribusikan tanggung jawab, mengajak anggota untuk ikut berpikir dan mengambil keputusan, share pengalaman dan tips yang bermanfaat untuk peningkatan kinerjanya. Memang disarankan seorang pemimpin telah banyak berpengalaman sebelum benar-benar menduduki posisi itu, agar bisa tahu dinamika organisasinya sampai ke akar rumput.


2. Mulat laku jantraning Candra

Keyword : Seperti bulan yang memberi terang di kegelapan malam.

Dalam menjalankan aktivitasnya, dukungan moral sangat penting bagi semangat para anggotanya. Di fase kritis, ketika momentum semangat mulai terkikis, disitulah pemimpin bangkit membuat tanggul penghalang bocornya rasa optimis. Dan yang lebih penting adalah, pemimpin itu ADA ketika fase itu terjadi, jangan sampai tidak tahu, menghindar atau memilih tidak take action. Bisa jadi dengan cuma didampingi saja, masalah akan terpecahkan oleh anggota dengan sendirinya. Tapi tak berarti pemimpin tidak menyiapkan alternatif solusi. Selagi masih bisa, ajaklah anggota untuk memikirkan solusi, yang hasilnya nanti adalah kesepakatan bersama.

Berani action saat kritis, mungkin itu salah satu hal terberat dalam memimpin. Bagi yang masih minim pengalaman, memunculkan keberanian saja sudah luar biasa, dan yang lebih susah lagi adalah menentukan action yang tepat. Sekali actionnya salah, bisa menjadi bumerang yang mematikan.

Tidak hanya dalam kondisi down, pun juga dalam kondisi up. Di sinilah apresiasi wajib diberikan, pemimpin harus update berita perkembangan organisasi, baik info yang disampaikan secara formal maupun lewat spy-spy yang dimiliki (if U know what I mean). Kadang apresiasi yang tak terduga, bisa sangat besar efeknya.


3. Mulat laku jantraning Kartika

Keyword : Seperti bintang yang bersinar terang di ketinggian.

Bintang, walaupun tidak dekat atau ada di kejauhan, tapi keindahannya tetap dikagumi. Tanpa perlu mengenal dekat, tapi ada yang bisa diteladani para anggota dari pemimpinnya, salah satunya adalah kepribadiannya. Akan menjadi nilai plus tersendiri apabila kepribadian pemimpin bisa menginspirasi orang lain, anggota pasti akan bangga punya pemimpin seperti itu.

Kepribadian bisa dilihat dari sikap, kebiasaan, tutur kata, bahkan amalan ibadahnya. Se-remeh apapun suatu sikap atau kebiasaan, kalau itu positif, tunjukkan! Tentu saja melalui tindakan, kesempatan yang pas, dan bukan asal pamer. Di sisi pemimpin, pasti bisa jadi tambahan semangat apabila menjadi pemimpin yang terhormat, dihormati, dan dicintai anggotanya.

Percaya atau tidak, menasihati orang itu susah kalau kita sendiri tidak melakukan apa yang dinasihatkan. Sebagus-bagusnya nasihat itu diucapkan, cuma bakal mengambang saja di telinga.


4. Mulat laku jantraning Angkasa

Keyword : Seperti langit yang luasnya tak terbatas

Langit bisa menampung apa saja, tidak pernah overload. Begitu juga hati dan pikiran pemimpin. Ketika tanggungjawab sudah dipundak, maka berlaku hukum No Excuse. Pemimpin tidak boleh mudah gugup, mudah stress, mudah terpancing emosinya, atau merespon permasalahan secara berlebihan.

Permasalahan tidak semuanya bisa diamati, kadang harus didengarkan langsung dari yang bermasalah. Pun juga soal menjaring aspirasi, kita bukan berada di lingkungan yang orang-orangnya mau menyampaikan aspirasinya secara terang-terangan. Kadang kala, mau nggak mau, pemimpin harus menyempatkan waktu untuk mendengarkan saran, keluhan, cerita, apapun itu dari anggotanya, down to earth.

Adakalanya pemimpin mendapat protes dari anggotanya, tak jarang pula berpotensi menimbulkan konflik internal. Jika pemimpin menganggap hal itu sebagai ancaman, maka yang tercapai adalah kecurigaan. Namun jika hal itu dianggap sebagai agen kontrol, maka yang timbul adalah keinginan untuk menyelesaikan masalah secara bersama.

Luasnya hati dan pikiran juga seringkali ditunjukkan dengan ketulusan untuk berkorban, dan selalu berusaha membuktikan betapa cintanya terhadap organisasi.


5. Mulat laku jantraning Maruta

Keyword : Seperti angin yang berada dimana-mana dan mengisi setiap ruang yang kosong.

Sekali lagi, keikutsertaan dalam organisasi kampus atas dasar kesukarelaan, dan loyalitas seorang volunteer tak bisa dibeli dengan materi. Alternatif yang paling baik adalah melalui kedekatan emosional, karena itu efektif mengambil hati para anggota. Dan mengambil hati itu tidak mudah. Apalagi dengan modal track record standar, dan penampilan yang pas-pasan. Tapi yang paling penting adalah upaya dan kegigihan untuk dekat. Tunjukkan bahwa kita ingin akrab, tentunya dengan cara yang elegan dan sikap yang tulus.

Pemimpin juga harus jadi pemrakarsa terciptanya atmosfer organisasi yang nyaman dan akrab. Lakukan kebijakan/aturan yang mengarah pada social engineering. Pikirkan cara terbaik untuk menggiring opini anggota tentang kekeluargaan di organisasi, hingga menjadi salah satu alasan para anggota untuk betah berkontribusi. Dekat ke semua orang memang bukan hal mudah, kita tahu ada tipe orang yang tertutup, namun bisa jadi orang tak mau membuka diri karena ada yang tidak disukai dari pemimpinnya, sekali lagi, bisa jadi.

Tak ada salahnya sedikit kepo sebagai usaha biar lebih kenal, lebih nyambung. Dan satu hal penting, perlu juga meninggalkan jaim di waktu-waktu santai. Leader memang dihormati, tapi bukan berarti tak bisa dibully.


6. Mulat laku jantraning Samudra

Keyword : Seperti samudra yang biru nan menyejukkan.

Semua orang suka air yang sejuk , juga udara yang sejuk. Pemimpin yang menyejukkan adalah pemimpin yang welas asih, peduli, dan penuh simpati. Anggota berhak mendapatkan perhatian dari pemimpinnya, baik dalam suasana suka atau duka. Perhatian bisa dicurahkan lewat berbagai hal, kata-kata, hadiah, pertolongan, empati, dan masih banyak lagi.

Anggota membutuhkan perasaan ‘diakui’ oleh pemimpinnya. Dan si pemimpin harus bisa menunjukkan bahwa mereka sangat berarti. Maka dari itu, berlemah lembut lah ketika meminta pertolongan, dan jangan sampai lidah kaku untuk mengucapkan apresiasi.

Bijak juga bisa menimbulkan aura kesejukan pemimpin dihadapan anggotanya. Jadi, cobalah untuk sebijak mungkin dalam merespon sesuatu. Pemimpin yang menyejukkan pasti akan dicintai semua orang, bahkan orang akan meminta referensi untuk membantu memecahkan masalah-masalahnya.


7. Mulat laku jantraning Dahana

Keyword : Seperti api yang panas dan membakar

Jika poin-poin sebelumnya lebih mengarah kepada karakter yang lembut, maka poin ini mengharuskan pemimpin punya wibawa, kharisma, dan disegani. Kewibawaan bukanlah hal yang instan, kewibawaan itu harus dibangun. Biasanya sisi ini terlihat ketika kita berdiri, berjalan, berbicara/berorasi, memimpin pengambilan keputusan, dan merespon laporan yang tidak beres.

Pemimpin perlu mengatur antara porsi down to earth dan superior-nya. Superior berarti bahwa pemimpin lah yang berhak memegang kendali organisasi, semuanya terserah pada pemimpin. Superior bisa ditunjukkan dalam ketegasan mengambil keputusan, konsisten menjalankan aturan, cekatan membereskan masalah, dan objektif dalam menyampaikan penilaian.

Wibawa sangat penting, jangan sampai evaluasi dari seorang pemimpin kepada kinerja anggota hanya menjadi angin lalu saja. Sama juga dengan masalah aturan, yang melanggar harus ditindak dengan tegas. Jangan memikirkan masalah hubungan sosial kalau sudah menyangkut pelanggaran, pikirkan soal konsistensi terhadap apa yang sudah disepakati.

Poin ini juga berkaitan dengan pepatah jawa “menang tanpa ngasorake”, yaitu ketika kita berbeda pendapat, namun Anda yakin pendapat Anda paling tepat, maka Anda punya tanggungjawab untuk membuat orang lain setuju dan mendukung pendapat Anda, tanpa menolak mentah-mentah pendapat yang berbeda. Tentunya dengan cara yang halus tanpa menimbulkan sentimen negatif.


8. Mulat laku jantraning Bantala

Keyword : Seperti bumi yang memberi pijakan dan manfaat bagi penghuninya

Bumi akan memberikan hasil panen/hasil olahan kepada siapa saja yang mau mengolah dan menanaminya. Simpelnya, pemimpin harus memberikan kebermanfaatan bagi semua orang yang dipimpinnya, baik itu melalui bantuannya, nasihatnya, kepribadiannya, dan tentunya semua keputusan dan kebijakan yang diambilnya. Inilah terminal atau ujung dari kepemimpinan yang baik, yang sesuai dengan tuntunan hasta brata, karena salah satu inti dari seni memimpin adalah menebarkan benih manfaat sebanyak-banyaknya untuk sesama.



Mempraktikkan Hasta Brata dalam organisasi kampus lebih pada mengasah intuisi leadership. Bagaimana kita melihat peluang dan kesempatan untuk ‘berlatih’, kemudian menentukan aksi yang paling tepat. . . !!!

Semoga bermanfaat. . . . :)

No comments:

Powered by Blogger.