Indonesia Butuh Orang Idealis!!!

Bismillah. . . .

Sesore tadi menyempatkan diri membaca sebuah buku gratisan, lebih tepatnya kumpulan esai, dari para aktivis ternama berbagai Perguruan Tinggi, yang menyuarakan satu tema yaitu kepemimpinan alternatif,. Sejujurnya, yang saya tangkap kepemimpinan alternatif adalah tipe kepemimpinan yang berbeda dari tipe kepemimpinan yang sudah ada di Indonesia, yang dipercaya dapat menghadirkan sosok pemimpin idaman bak penyelamat bangsa, dan jika dibaca lebih dalam merujuk pada pembenaran untuk memberikan kesempatan kaum muda untuk memimpin bangsa ini,.



Kebetulan pula sehari sebelumnya saya habis nonton film inspiratif “ Habibie dan Ainun”, yang bisa membuat hati ini tergelitik, dan harusnya tikus-tikus bangsa akan merasa malu jika sempat nonton film ini,. Sosok Habibie yang lugas dalam berkata-kata, sedikit basa-basi, dan menjunjung tinggi kejujuran,. Ya, lugas, salah satu mental yang semakin jarang dimiliki oleh rakyat Indonesia,. Lunturnya kelugasan diiringi oleh merebak nya penggunaan media sosial, membuat orang dimanjakan dengan “ngomong di belakang”,. KKN terjadi karena kurangnya kelugasan, kekurangan kelugasan berimbas pada kurangnya ketegasan,. Semakin rumit saja masalah ini,.

Mahasiswa memiliki predikat melekat, yaitu kaum idealis, mempunyai prinsip yang sulit diganggu gugat,. Idealis bukan lah nilai yang negatif, idealis diperlukan dan bisa dibentuk agar punya tameng yang kuat saat melangkah ke gerbang dunia nyata,. Sayangnya seringkali idealisme itu sirna begitu kaki kecil ini menginjakkan ke bumi, akibatnya budaya korupsi merajalela, pelanggaran hukum kian marak, dan konflik horizontal semakin meluas,. Ini terjadi karena kaum idealis tadi tidak mampu mempertahankan ideologinya,.

Kampus kita tercinta ini merupakan salah satu wahana pemupuk ideologi, punya andil besar dalam melahirkan calon pemimpin idaman bangsa,. Tidak hanya sebagai sumber SDM, kampus juga berperan sebagai “kawah candradimuka”-nya mahasiswa, tempat para mahasiswa menempa dirinya,. Negeri ini butuh pemimpin yang konsisten berkontribusi, menjadi pelayan negeri, ikhlas mengabdi tanpa sibuk memoles citra diri,. Pemimpin yang terjun langsung ke lapangan, bukan yang duduk-duduk di perkantoran,.

Lalu, bagaimana cara nya memastikan bahwa kampus ini adalah pemasok orang-orang idealis? Lebih besar peluangnya orang idealis dilahirkan di komunitas aktivis kampus, orang organisatoris, orang yang peduli terhadap gegap gempita negeri ini,. Satu hal yang sangat krusial adalah niat, ya, niat,. Apa niat anda memilih menyibukkan diri dalam aktivitas kampus? Berorganisasi? Pahamilah bahwa berorganisasi merupakan kesempatan kita untuk meng-upgrade diri, bukan meng-upgrade civi (CV-red),. Berorganisasi yang baik bukan lah masalah jabatan dan posisi, melainkan kontribusi,.

Di tengah hiruk-pikuk perpolitikan indonesia, hanya satu kalimat yang adil untuk kita semua : “apa yang sudah aku berikan untuk Indonesia?”, begitu pun kita sebagai mahasiswa, di tengah huru-hara politik kampus, coba tanyakan ke dalam diri anda dengan segala kerendahan hati : “apa yang sudah aku berikan untuk organisasi ku??” Budaya kan berlomba memenuhi kewajiban daripada menuntut hak,. Dan budayakan juga bersikap lugas, bukan sikap menutup diri,.

NB. Tulisan ini untuk orang-orang yang ingin meluruskan niatnya dalam berorganisasi, yang masih dibutakan oleh seniorisasi, sikap skeptis, dan hanya mengedepankan kepentingan pribadi,. Spesial lagi, untuk organisasi yang saat ini sedang sakit, sakitnya menurun mungkin sampai tujuh turunan,. Sakit karena kekurangan orang-orang yang idealis,.

Semoga menginspirasi. . . .

Bogor, 25 Desember 2012

No comments:

Powered by Blogger.